perempuan yang kucintai (DWILOGI PUISI) | #DyahPena


Aku tak tahu
Sampai kapan aku bisa berdekapan denganmu
Entah itu dekapan nyata atau dekapan yang berselimut rindu
Aku memang tak pernah tahu
Sampai kapan kita bisa bertukar cerita dengan diselilingi senyuman itu
Senyuman yang penuh akan harapan yang menjadikannya candu

Masih hangat diingatanku
Betapa perih rasanya melihat tatapan nanarmu
Dikala aku, anak bungsumu mulai berlalu demi ilmu
Air mata itu mengalir dari binar indah matamu ibu
Kala itu aku camkan dalam qalbu
Kan ku usap air mata itu dengan kabar, aku masih hidup ibu, jangan khawatirkan aku

Semisal takdir tak seirama dengan kenyataan
Tak apa, toh memang sudah fitrahnya seorang insan
Seumpama aku duluan, tolong ikhlaskan dan doakan
Karena dengan doamu, aku tenang


Poetry by me🙋



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Di Balik Tingkah Lucu Genus Macaca: Menyingkap Eksploitasi Monyet Ekor Panjang dan Beruk di Indonesia